0 Komentar

Makalah Strategi Pembelajaran (Pengajar. Pendidik, Pembelajaran)

Makalah Strategi Pembelajaran (Pengajar. Pendidik, Pembelajaran)

Download Power Point


BAB II
PEMBAHASAN

A. Persamaan dan Perbedaan Istilah Mengajar, Mendidik, dan Pembelajar

 Mendidik  dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mengantarkan anak didik ke arah kedewasaan baik secara jasmani maupun rohani. Oleh karena itu mendidik dikatakan sebagai upaya pembinaan pribadi, sikap mental dan akhlak anak didik. Dibandingkan dengan pengertian mengajar, maka pengertian mendidik lebih mendasar. Mendidik tidak sekedar transfer of knowledge, tetapi juga transfer of values. Berkait dengan soal pembentukan kepribadian anak didik, maka mendidik juga harus merupakan usaha untuk memberikan motivasi kepada anak didik agar terjadi proses internalisasi nilai-nilai pada dirinya, sehingga akan lahir suatu sikap yang baik.

B. Makna dan Hakikat Guru

1. Makna Guru

Makna guru (pendidik) sebagaimana dalam UUSPN No. 20 Tahun 2003, Bab I, Pasal 1, ayat 6 adalah tenaga kependidikanyang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.

Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi juga bisa di masjid, di surau / mushola, di rumah, dan sebagainya.

Menjadi guru menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat dan kawan-kawan  dalam buku Zaenal Mustakim, M.Ag. tidak sembarangan, tetapi harus memenuhi beberapa persyaratan seperti di bawah ini:

1.    Takwa kepada Allah SWT
2.    Berilmu
3.    Sehat jasmani
4.    Berkelakuan baik

Tugas guru sangat banyak, baik yang terikat dalam kedinasan maupun di luar kedinasan. Tugas di luar kedinasan dapat dikatakan sebagai tugas pengabdian yang tidak terbatasi oleh ruang lingkup waktu dan tempat, tugas ini meliputi profesi, kemanusiaan dan kemasyarakatan.

2. Hakikat Guru

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua 1991, guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar. Dalam Undang-undang Guru dan Dosen No 14 Tahun 2005 Pasal 2, guru dikatakan sebagai tenaga profesional yang mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi, dam sertifikasi pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu.

C. Tugas dan Fungsi Guru

1. Tugas Guru

Menurut Roestiyah N. K. dalam buku Zaenal Mustakim, M.Ag., guru dalam mendidik peserta didik bertugas untuk:

a. Menyerahkan kebudayaan peserta didik bberupa kepandain, kecakapan dan pengalaman-pengalaman.
b. Membentuk kepribadian anak yang harmonis, sesuai cita-cita dan dasar negara kita Pancasila.
c. Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai Undang-undang Pendidikan yang merupakan keputusan MPR No. II Tahun 1983
d. Sebagai perantara dalam belajar
e. Sebagai pembimbing, untuk membawa peserta didik ke arah kedewasaan, pendidik tidak maha kuasa, tidak dapat membentuk anak menurut sekehendaknya.
f.     Guru adalah sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat.
g.    Sebagai penegak disiplin.
h.    Guru adalah sebagai administrator dan manajer.
i.      Pekerjaan guru sebagai suatu profesi.
j.      Guru sebagai perencana kurikulum.
k.    Guru sebagai pemimpin (guidance worker).
l.      Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak.

2. Fungsi guru

Guru berfungsi sebagai pembuat keputusan yang berhubungan dengan perencanaan, implementasi, dan penilaian. Sebagai perencana, guru hendaknya dapat mendiagnosa kebutuhan para siswa sebagai subjek belajar, merumuskan tujuan kegiatan proses pembelajaran, dan menetapkan strategi pengajaran yang ditempuh untuk merealisasikan tujuan yang telah dirumuskan. Sebagai pengimplementasi rencana pengajaran yang telah disusun, guru hendaknya mempertimbangkan situasi dan kondisi yang ada dan berusaha “memoles” setiap situasi yang muncul menjadi situasi yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Pada saat melaksanakan kegiatan evaluasi, guru harus dapat menetapkan prosedur dan teknik evaluasi yang tepat. Jika tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan pada kegiatan perencanaan belum tercapai, maka ia harus meninjau kembali serta rencana implementasinya dengan maksud untuk melakukan perbaikan.

D. Gaya-gaya Mengajar Guru

1. Makna Gaya Mengajar

a.    Menurut Abu Ahmadi gaya mengajar adalah gaya tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam melaksanakan proses pengajaran.
b.    Menurut Abdul Qadir Munsyi, gaya mengajar adalah gaya mengajar adalah gaya yang dilakukan guru pada saat mengajar di muka kelas.
c.    Menurut Zahminan Zaini, gaya mengajar adalah gaya atau tindak tanduk guru sebagai pernyataan kepribadiannya dalam menyampaikan bahan pelajarannya kepada siswa.

2. Macam-macam Gaya Mengajar

Dari karakteristik masing-masing guru, terdapat macam-macam gaya mengajar, yaitu:
a.    Gaya Mengajar Klasik.
b.    Gaya mengajar teknologis.
c.    Gaya mengajar personalisasi.
d.   Gaya mengajar interaksional.

3. Pendekatan Gaya Mengajar

Dalam gaya mengajar pendekatan mempunyai peran penting untuk mencapai tujuan. Artinya  gaya mengajar tidak akan efektif dan efisien apabila tidak melakukan pendekatan pada saat menyampaikan bahan ajar kepada peserta didik.

E. Prinsip-prinsip Mengajar

1. Prinsip aktivitas
2. Prinsip motivasi
3. Prinsip individualitas
4. Prinsip lingkungan
5. Prinsip konsentrasi
6. Prinsip kebebasan
7. Prinsip peragaan
8. Prinsip kerja sama dan persaingan
9. Prinsip apersepsi
10. Prinsip korelasi
11. Prinsip efisiensi dan efektivitas
12. Prinsip globalitas
13. Permainan dan hiburan

BAB III
PENUTUP

Mengajar diartikan sebagai usaha guru untuk menyampaikan dan menanamkan pengetahuan kepada siswa/anak didik. Jadi mengajar lebih cenderung kepada transfer of knowledge. Mendidik  dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk mengantarkan anak didik ke arah kedewasaan baik secara jasmani maupun rohani. Mendidik tidak sekedar transfer of knowledge, tetapi juga transfer of values.
Peran guru sebagai fasilitator membawa konsekuensi terhadap perubahan pola hubungan guru-siswa, yang semula lebih bersifat top-down ke hubungan kemitraan. Peran guru sebagai fasilitator, merubah paradigma dalam proses pembelajaran yang tadinya berpusat pada guru (teacher centered) menjadi berpusat pada siswa (learner centered).

Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. Hakikat guru tidak hanya menjadi seorang diri, akan tetapi menyatu dalam semua keragaman. Artinya, guru harus pandai menyatukan keragaman peserta didiknya dari tingkat kemampuan tingkat intelektual, keragaman dalam bercakap, keragaman kepribadian hingga keragaman kecenderungan yang di dasari oleh bakat mereka.


Selengkapnya 

Download Makalah Strategi Pembelajaran (Pengajar. Pendidik, Pembelajaran)






Lihat Makalah Lain :



Post a Comment

 
Top