0 Komentar

Makalah Hadis Tarbawi (Rumah Tangga Penuh Kasih Sayang)

Makalah Hadis Tarbawi (Rumah Tangga Penuh Kasih Sayang)


BAB I
PENDAHULUAN

Agama Islam merupakan agama yang sangat memperhatikan pendidikan. Salah satunya adalah pendidikan dalam keluarga. Dalam beberapa haditsnya, Rasulullah Saw mengajarkan pada umatnya bagaimana cara menjagakeutuhan keluarga.

Banyak hadits-hadits Rasulullah yang membicarakan tentang pendidikankeluarga. Antara lain yang mengajarkan bagaimana aturan-aturan dalamberumah tangga, seperti bagaimana cara memperlakukan suami atau istri, bagaimana cara menjalin hubungan yang penuh dengan kasih sayang terhadap suami istri, dll. Disamping itu juga ada hadits yang mengajarkan cara kita untuk bisa menjadi keluarga yang sakinah mawadah dan waramah.

Di era modern ini banyak timbul permasalahan – permasalahan yang berhubungan dengan rumah tangga, hal ini terjadi karena beberapa faktor dia antaranya : komunikasi yang kurang, adanya kesenjangan antar suami istri, kurangnya waktu bersama, bahkan akibat adanya orang ketiga dalam rumah tangga. Dengan timbulnya masalah – masalah seperti yang disebutkan diatas tidak memungkinkan bagi suami atau istri akan timbul suatu hubungan yang tidak sehat, atau dapat dikatakan hubungan keduanya tidak akan harmonis dan dalam hal ini tentunya akan sering terjadi percecokan, pertengkaran antar suami dan istri. Apabila hal ini terus terjadi dan tidak segera di selesaikan maka akan berakibat fatal bagi keutuhan keluarganya dan bisa terjadi perceraian. Tentunya hal ini tidak di inginkan oleh setiap pasangan suami istri, tentunya mereka menginginkan rumah tangganya bisa bahagia dan dipenuhi dengan kasih sayang.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan sebuah pembahasan hadis tentang pendidikan rumah tangga yang berjudul “Rumah Tangga Penuh Kasih Sayang” Dalam makalah ini akan di bahas tentang hadits yang mengajarkan aturan-aturan dalam Berkeluarga Berikut pembahasannya.

BAB II
PEMBAHASAN

A.    Landasan Teori

1.      Pengertian dan Teori Pendukung

a. Fungsi Pendidikan
b. Fungsi Sosialisasi
c. Fungsi Perlindungan
d. Fungsi Perasaan
e. Fungsi Agama
f. Fungsi Ekonomi
g. Fungsi Rekreatif
h. Fungsi Biologis

2.      Materi Hadis

a.      Hadis Tentang Rumah Tangga Penuh Kasih Sayang

- قَالَ أَبُو عَبْدِاللهِ الْجَدَلِي قُلْتُ لِعَائِشَةَ كَيْفَ كَانَ خُلُقُ رَسُوْلِ اللهِ صلى الله عليه وسلم فى أَهْلِهِ قَالَتْ :{كَانَ أَحْسَنَ النَّاسِ خُلُقًا لَمْ يَكُنْ فَاحِشًا وَلَا مُتَفَحِّشًا وَلَا سَخَابًا بِالْأَسْوَاقِ وَلَا يُجْزِئُ بِالسَّــيِّـــئَةِ مِثْلَهَا وَلَكِنْ عَفُوٌّو وَ يَصْفَحُ} (رواه أحمد فى المسند, باقى مسند الأنصارى)

b.      Terjemahan

"Abu Abdullah Al-Jadali r.a. berkata, Suatu hari aku bertanya kepada Aisyah r.a tentang akhlak Nabi Muhammad saw. Ia Menjawab. “Bagus-bagusnya manusia adalah nabi Muhammad saw Beliau Tidak pernah bersikap kasar dan tidak pernah berteriak dipasar dan tidak pernah membalas keburukan dengan keburukan akan tetapi beliau selalu memaafkan dan tidak mengungkitnya." (HR. Imam Ahmad)

c.       Mufrodat

d.      Biografi

Nama aslinya adalah 'Abdun ibn 'Abdun. Ada pula yang mengatakan nama aslinya adalah 'Abdurahman ibn 'Abdun. Dalam kitab Al-Mizan, adz-Dzahabi berkata: "Ia Syi'ah ekstrim. Menurut al-Jauzjani, ia memiliki riwayat pilihan, dan Imam Ahmad memandang dia sebagai orang tsiqat.

kehidupan Abu 'Abdullah, nyatalah bahwa tak seorang pun ulama hadits yang menuduhnya sebagai pendusta. Karena itulah, Imam Ahmad memandang dia tsiqat. Demikian pula Ibn Mu'in, Ibn Hibban dan al-'Ajli. Sebagian ashabus-Sunan pun meriwayatkan haditsnya.  

e.       Aspek Tarbawi

Manusia diciptakan berpasang-pasang untuk saling menyayangi, saling menerima dan memberi antara satu dan lainya untuk memperoleh ketentraman jiwa dan membentuk keluarga yang dapat dibina dengan baik.

f.        Refleksi dalam kehidupan


BAB III
PENUTUP


Akal dan nurani seorang setiap manusia dapat dilihat melalui perilaku yang biasa ia tampakkan dalam keseharian. Dengan kata lain, akhlak merupakan satuan ukuran yang digunakan untuk mengukur ketinggian akal dan nurani seseorang.

Akhlak dalam rumah tangga sepasang suami-istri selayaknya berbicara satu sama lain dengan penuh cinta, kasih sayang, dan semangat, serta kata-kata mereka seharusnya penuh dengan manifestasi pemahaman, kebijakan, kesadaran, dan keadilan. Sehingga, Apabila apa yang dikatakan bernuansa Iilahiah, apabila kebijakan yang dibuat adalah tepat, apabila apa yang dikatakan mudah dipahami dan bernuansa kelembutan, maka semua itu dapat memberkati kehidupan dengan cinta, kebahagiaan, kehangatan, dan kemantapan.

Hal ini lah yang bisa tercermin dari rumah tangga Rasulullah Saw yang dalam kesehariannya slalu di penuhi cinta kasih karena slalu di berkahi oleh Allah Swt. Dari sinilah kita bisa mengambil contoh dari rumah tangga Rasulullah Saw untuk bisa kita terapkan dalam berumah tangga dan berkeluarga kita agar kelak rumah tangga yang kita bangun bisa menjadi keluarga yang di penuhi kasih sayang.

Selengkapanya




Lihat Makalah Lain :





Post a Comment

 
Top