0 Komentar

Makalah Hadis Tarbawi (Metode Pembelajaran Dalam Rumah Tangga)

Makalah Hadis Tarbawi (Metode Pembelajaran Dalam Rumah Tangga)


BAB I
PENDAHULUAN

Pada dasarnya, metode pendidikan Islam sangat efektif dalam membina kepribadian anak didik dan memotivasi mereka sehingga aplikasi metode ini memungkinkan puluhan ribu kaum mukminin dapat membuka hati manusia untuk menerima petunjuk Ilahi dan konsep-konsep peradaban Islam. Selain itu, peradaban Islam akan mampu menempatkan manusia di atas luasnya permukaan bumi dan dalam lamanya masa yang tidak di berikan kepada penghuni bumi lainnya.

Keberhasilan menanamkan nilai-nilai rohaniah (keimanan dan ketakwaan pada Allah swt.) dalam diri peserta didik, terkait dengan satu faktor dari sistem pendidikan, yaitu metode pendidikan yang dipergunakan pendidik dalam menyampaikan pesan-pesan ilahiyah, sebab dengan metode yang tepat, materi pelajaran akan dengan mudah dikuasai peserta didik. Dalam pendidikan Islam, perlu dipergunakan metode pendidikan yang dapat melakukan pendekatan menyeluruh terhadap manusia, meliputi dimensi jasmani dan rohani (lahiriah dan batiniah), walaupun tidak ada satu jenis metode pendidikan yang paling sesuai mencapai tujuan dengan semua keadaan. Sebaik apapun tujuan pendidikan, jika tidak didukung oleh metode yang tepat, tujuan tersebut sangat sulit untuk dapat tercapai dengan baik. Sebuah metode akan mempengaruhi sampai tidaknya suatu informasi secara lengkap atau tidak. Bahkan sering disebutkan cara atau metode kadang lebih penting daripada materi itu sendiri. Oleh sebab itu pemilihan metode pendidikan harus dilakukan secara cermat, disesuaikan dengan berbagai faktor terkait, sehingga hasil pendidikan dapat memuaskan. 

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian

a. Pengertian Metode
b. Pengertian Keluarga

2. Teori Pendukung

a. Metode-Metode Pembelajaran Dalam Rumah Tangga

1)   Metode Internalisasi
Metode internalisasi adalah upaya memasukkan pengetahuan (knowing) dan keterampilan melaksanakan pengetahuan (doing) ke dalam diri seseorang sehingga pengetahuan itu menjadi kepribadiannya (being) dalam kehiduoan sehari-hari. 

2)    Metode Keteladanan

3)    Metode Pembiasaan
Metode lain yang cukup efektif dalam membina karakter anak adalah melalui pembiasaan. Para pakar pendidikan sepakat bahwa untuk membentuk moral atau karakter anak dapat mempergunakan metode ini. 

4)    Metode Bermain

5)    Metode Cerita
Metode bercerita merupakan salah satu yang bisa digunakan dalam mendidik karakter anak.

6)    Metode Nasehat
Metode nasihat merupakan penyampaian kata-kata yang menyentuh hati dan disertai keteladanan. 

7)    Metode Pengahargaan dan Hukuman
Metode terakhir yang dianggap dapat membantu dalam menanamkan karakter pada anak adalah metode dengan penghargaan (reward) dan hukuman (punishment). 

8)    Metode Dialog Qur’ani dan Nabawi

a)   Dialog Khithabi dan Ta’abbudi
b)    Dialog Deskriptif
c)    Dialog Naratif
d)    Dialog Argumentatatif
b.   Rumah Dan Pengaruhnya Terhadap Pendidikan

3.   Materi Hadis

a.   Hadits
حدثنا إسحاق بن أبي إسرائيل قال حدثنا النضر بن علقمة أبو المغيرة عن داود بن علي عن أبيه عن بن عباس : { أن النبي صلى الله عليه و سلم أمر بتعليق السوط في البيت } (رواه البخارى فى الأدب المفرد, باب تعبيق السوط فى البيت : 1229 ) [ ص 422 ] قال الشيخ الألباني : صحيح

Artinya: ”Dari ibnu abbas r.a berkata:”sesungguhnya nabi saw menyuruh untuk menggantung cemeti di dalam rumah”

b.   Mufrodat

c.   Biografi Perowi

Nama aslinya adalah abdullah bin abbas bin abdul mutholib bin hasyim bin abdul manaf,beliau adalah anak dari paman rasulullah,beliau lahir sebelum tahun 3 H,beliau di doakan oleh rasulullah agar di beri kepahaman mengenai alquran,sehingga ia mempunyai pengetahuan yang luas dan umar berkata:ibnu abbas merupakan salah satu orang yang banyak meriwayatkan hadist sejumlah1660,beliau wafat di kota thaif pada tahun 68 H,beliau merupakan salah satu dari sekian banyak sahabat nabi dan merupakan salah satu sahabat yang ahli dalam ilmu fiqih.

d.   Keterangan Hadis

Hadits tersebut menerangkan bahwa perintah Rasulullah kepada kita untuk menggantungkan cemeti di dalam rumah, hadits tersebut bukan bermaksud agar orang tua saling memukul anggota keluarganya akan tetapi maksudnya adalah sekedar untuk membuat rasa takut terhadap ancaman tersebut, sehingga mereka bisa atau mampu meninggalkan perbuatan-perbuatan yang bersifat buruk atau terrcela.

4.  Refleksi dalam kehidupan

Di dalam lingkungan buruk yang dilahirkan oleh pengaruh budaya barat dan berbagai media informasi terhadap rumah tangga muslim, dan orang tua yang larut dalam berbagai pekerjaan Seperti pada sebagian keluarga, sang ibu keluar untuk bekerja, sedangkan ayah mengambil jam lembur, akhirnya mereka sangat jauh dari pendidikan anak-anak mereka. Jika berkumpul dengan anak-anaknya, mereka kehilangan rasa humornya, yang didengarkan oleh anak-anak hanyalah teriakan dan kata-kata keras, jauh dari kalimat kasih sayang, senyum manis atau candaan. Sebagian orang tua mengira bahwa hal tersebut merupakan cara terbaik untuk mendidik anak, bahkan menurut mereka merupakan prinsip dalam hal ini. "Pukullah anakmu untuk mendidiknya, maka dia akan menjadi anak beradab dan saleh." Ini merupakan kekeliruan dalam pendidikan.
      
5.  Aspek Tarbawi

1).  Pendidik hendaknya bersikap tegas terhadap peserta didiknya.
2).  Pendidik hendaknya bersikap berani dalam mengambil keputusan.
3).  Pendidik hendaknya dapat membuat peserta didik merasa nyaman dalam menerima pelajaran.
4).  Mendidik akhlak dan jiwa peserta didik, menanamkan nilai-nilai keutamaan, membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi.


BAB III
PENUTUP


Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian metode adalah Dari segi bahasa, metode berasal dari dua perkataan, yaitu meta dan hodos. Meta berarti melalui dan hodos berarti jalan atau cara. Dengan demikian, metode dapat berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan. Selain itu ada pula yang mengatakan bahwa metode adalah suatu sarana untuk menemukan, menguji, dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin tertentu.

Beberapa metode pendidikan yang dikemukakan dalam makalah ini terdiri dari Metode Internalisasi, Metode Keteladanan, Metode Pembiasaan, Metode Bermain, Metode Cerita, Metode Nasehat, Metode Pengahargaan dan Hukuman, Metode Dialog Qur’ani dan Nabawi.

Selengkapnya






Lihat Makalah Lain :




Post a Comment

 
Top