0 Komentar
Selengkapnya

Link Download Power Point


Makalah Hadis Tarbawi (Hubungan Manusia dengan Dirinya)

Makalah Hadis Tarbawi (Hubungan Manusia dengan Dirinya)

BAB I
PENDAHULUAN

Manusia sebagai makhluk yang di ciptakan Allah mempunyai kewajiban berhubungan terhadap Tuhannya. Dalam agama islam tidak hanya mengajarkan hubungan antara manusia dengan Tuhannya saja, akan tetapi juga mengajarkan tentang hubungan manusia dengan orang lain juga dengan dirinya sendiri. Disini akan dijelaskan bagaimana hubungan manusia dengan dirinya sendiri, tetapi bukan berarti manusia hanya disibukkan dengan kehidupannya sendiri tanpa memikirkan hal lain.

Dan di sini di jelaskan bahwa Rosulullah saw menyuruh kepada seluruh umat islam untuk melaksanakan kewajiban dan sunnahnya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Materi Hadits

عَنْ عَا ئِشَةَ : أَنَّ النَّبِيَّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعَثَ إِلَى عُثْمَانَ بْنِ مَظْعُونٍ فَجَهُ فَقَالَ يَا عُشْمَانُ أَرَغِبْتَ عَنْ سُنَّتِي قَالَ لَا وَاللهِ يَا رَسُولَ اللهِ وَلَكِنْ سُنَّتَكَ أَطْلُبُ قَالَ فَإِنِّي أَنَامُ وَأُصَلِّي وَأَصُومُ وَأُفْطِرُ وَأَنْكِحُ النِّسَاءَ فَاتَّقِ اللهَ يَا عُثْمَانُ فَإِ نَّ لِأَهْلِكَ عَلَيْكَ حَقَّا وَإِنَّ لِضَيْفِكَ عَلَيْكَ حَقَّ وَإِنَّ لِنَفْسِكَ عَلَيْكَ حَقَّا فَصُمْ وَأَفْطِرْ وَضَلِّ وَنَمْ . (رواه أبو داود فى السنن, كتاب الصلاة, باب ما يؤمر به من القصد في الصلاة)

B.     Terjemah Hadits

Dari Aisyah r.a: “ Bahwa Nabi pernah mengutus seorang kepada usman bin madz’un melalui utusan itu beliau bertanya: “Hai usman, apakah engkau tidak menyukai sunnahku?” jawabnya: “tidak, Demi Allah hai Rosulullah, sunnah engkaulah yang saya cari”. Sabda beliau: “sesungguhnya aku tidur, aku shalat, aku berpuasa, aku berbuka dan aku menikahi wanita”.Bertakwalah kepada Allah hai usman, karena kamu punya kewajiban terhadap keluargamu, tamumu, dan punya kewajiban terhadap dirimu. Sebab itu berpuasalah dan berbukalah, shalatlah dan tidurlah. 

C.    Mufrodat

D.    Biografi Rowi

Aisyah nama lengkapnya adalah Aisyah Abu Bakar Abdillah bin Abu Qunafah Ustman Akair bin Amr bin Ka’ab bin Said bin Tam bin murrah bin Kaib lu’ay al-Quraisyiyah At-taimiyah Al-malikiyah. Aisyah adalah isteri Nabi saw puteri Abu Bakar Ash Sidik, ibunya bernama Ummu Ruman Amr Ibn Umaimir Al Kinayah. Nabi Muhammad saw menikahi Aisyah ketika usia 6 tahun. dan berkumpul dengannya di Madinah pada bulan Syawal sekembali dari perang Badar tahun 2 Hijriyah, ketika dia berumur 9 tahun. Nabi meninggal ketika Aisyah berumur 18 tahun. Aisyah adalah seorang wanita yang paling luas ilmunya dan paling ahli di bidang fiqh. Diriwayatkan darinya sebanyak 120 hadits. 

E.     Keterangan Hadits

Apabila engkau menginginkan melakukan sunnahnya maka lakukanlah menurut kemampuanmu. Apabila engkau mampu untuk mengerjakannya maka wajib bagimu di antaranya melakukan puasa apabila kita tidak mampu melakukannya maka berbukalah dan makanlah. Karena itu semua akan menambah kecintaan kita dan menunjukkan kesayangannya kepadanya dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka akan dimulyakan dari kekurangannya. Dan sunah rosullah yang kita cari agar mendapatkan syafaatnya. Dan perintah – perintahnya itu yang harus kita jalankan.

F.     Aspek Tarbawi

Rosulullah SAW melarang kita untuk berlebih-lebihan dalam bekerja sampai-sampai lupa kepada diri sendiri, keluarga,  maupun orang lain seperti tamu, kerabat, saudara dan lain-lain. Seharusnya kita memperhatikan mereka semua karena sesungguhnya dari merekalah bantuan terdekat apabila mendapat musibah. Akan tetapi yang terjadi saat ini justru malah sebaliknya. Orang-orang sudah terlalu sibuk bekerja mencari nafkah sehingga lupa kalau sebenarnya masih punya keluarga, kerabat, saudara, dan tetangga. Seperti yang terjadi di kota-kota metropolitan, banyak sekali orang-orang yang brkerja dari pagi hari sampai larut malam  sehingga waktu untuk keluarga dan sekitar hampir semua tersita untuk bekerja.

BAB III
PENUTUP

Di dalam hadits ini mengajarkan manusia agar bisa membagi waktu dan kegiatannya sebaik mungkin. Boleh saja memenuhi kebutuhan diri sendiri asalkan tidak melupakan kebutuhan orang-orang disekitarkan, seperti keluarga, tamu, anak, istri, suami, tetangga, dan orang lain yang ada hubungannya dengan kehidupan manusia tersebut.

Rasulullah juga mengajarkan untuk tidak berlebihan dalam melakukan sesuatu, begitu pula dalam hal ibadah. Walaupun ibadah itu sangat dianjurkan, tapi bila tidak sesuai dengan kebutuhan dan menjadikan lupa terhadap orang-orang disekitarnya itu juga kurang baik.

Pada intinya hubungan manusia dengan dirinya itu memang sangat penting akan tetapi harus tetap melihat hal-hal disekitarnya, harus proporsional dalam melakukan kegiatan tanpa mengabaikan orang-orang yang berhubungan dengan kita.



Lihat Makalah Lain :





Post a Comment

 
Top