0 Komentar
Selengkapnya

Link Download Power Point


Makalah Hadis Tarbawi  (Bijak Mengkonsumsi dan Mengelola Harta)

Makalah Hadis Tarbawi  (Bijak Mengkonsumsi dan Mengelola Harta)

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam makalah yang berjudul “Mengkonsumsi dan mengelola harta”. Menjelaskan tentang hadist yang mengajarkan kepada kita tentang hidup sederhana dalam makan, berpakaian, maupun shodaqoh.
Selain itu kita diperintah untuk  tidak berlebih-lebihan dan tidak sombong. Seperti yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

BAB II
PEMBAHASAN


A.    Hadits

-         عن عمرو بن شعيب عن ابيه عن جده قل قل رسول الله صلي الله عليه وسلم كلوا وتصدقوا والبسوا في غيراسرا ف ولامخيلة (ر و ا ه ا لنسا ئ في ا لسنن, كتا ب ا لز كا ة, با ب ا لأ ختيا ل في الصد قة)

-          عن أنس بن ما لك قال : قال رسول الله صلّ الله عليه وسلّم ( من بن بن ء أ كثر مماّ يحتا ج إ ليه لا ن عليه وبا لاّ يوم القيامة )
 رواه ابيهقي في بعب ا لإ يمان )

B.  Tarjamah Hadits

C.    Mufrodat

D.    Biografi Rowi

1.      ‘Amr ibn  Syu’aib

Nama lengkap beliau ‘Amr Ibn Syu’aib Ibn muhamad Ibn Abdullah Ibn ‘Amr Ibn al-‘Ash. Amr Ibn Syu’aib wafat tahun 118H di Thaif. Ia meriwayatkan hadits dari ayahnya, Syuaib Ibn Muhamad, Ummu Kurz al khuza’ah, Sulaiman Ibn Yasar dan lain-lain yang brjumlah 22 orang dan ia mempunyai murid berjumlah 51 orang.

2.      Anas bin malik

Anas ibn malik adalah Abu tsumamah (Abu Hamzah) anas ibn Malik ibn Nadhr ibn Dhamdam al-Najjary al Anshary, seorang sahabat yang tetap melayani Rasulullah selama 10 tahun. Anas dilahirkan di Madinah pada tahun 10 s.H = 612 M. Setelah Rasul tiba di Madinah, Ibunya meyerahkan Anas kepada rasul untuk menjadi khadam (pelayan) Rasul. Setelah Rasul usafat, anas pindah ke Bashrah sampai akhir hayatnya.

E.     keterangan Hadits

Dalam hadits ini dijelaskan bahwa dalam Islam dianjurkan agar manusia tidak bersikap berlebih-lebihan karena Allah sendiri tidak menyukai sikap berlebih, dan dianjurkan agar manusia selalu bersikap sederhana terutama dalam hal pembelanjaan hartanya. Hartanya sebaiknya digunakan sesuai dengan kebutuhan.

F.     Aspek Tarbawi

1.       Bijak dalam mengelola harta

Sebagaimana islam mengikat semua cara- cara, usaha mendapatkan harta, maka islam juga mengikat cara pengeluaran dan penggunaan harta, dalam mengelola harta hendaknya diatur supaya tidak berlebihan, islam melarang pengeluaran harta yang berlebihan, pemborosan dan kemewahan. Didalam hadits apabila melebihi sesuatu yang dibutuhkan maka akan celaka besok dihari kiamat. Dalam harta yang Allah SWT  berikan kepada manusia dapat dipergunakan untuk  mensejahterakan dirinya, keluaganya, masyarakat sekitar. Sejahtera artinya hidup dengan harta yang berkah.

2.      Analisis mengkonsumsi harta diantaranya yaitu agar kelak berguna bagi kita dan kelak berguna bagi kita diakhirat


BAB III
PENUTUP

Dalam mengkonsumsi dan mengelola harta tidaklah seorang itu sombong dan berlaku isrof yaitu berlebih-lebihan dalam memanfaatkanya seprti dalam mengkonsumsi makanan, cara berpakaian dan membelanjakan harta. Hendaknya berlaku sederhana dan mengeluarkan sebagian harta kita untuk bersedekah kepada fakir miskin, Islam sangat menganjurkan untuk bersedekah dan mengecam atas kesombongan, adapun kesombongan yang dimana definisi yang benar bukanlah berpakaian bagus lagi menarik melainkan sombong adalah menolak kebenaran serta meremehkan orang lain.



Lihat Makalah Lain :





Post a Comment

 
Top