0 Komentar
Bagi anda yang ingin mempunyai filenya, silahkan download!.


Baca Makalah Lain:




Makalah Tafsir Tarbawi (Penciptaan Manusia)

Makalah Tafsir Tarbawi (Penciptaan Manusia)

BAB I
PENDAHULUAN

Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna di Dunia ini. Manusia diciptakan sebaik-baik penciptaan. Manusia diciptakan tidak lain hanyalah untuk menyembah Allah S W T. selain itu manusia hidup di Dunia agar dapat menjadi sebagai kholifah di Bumi yang fana’ ini. Dengan adanya manusia di Bumi dimaksudkan agar manusia mampu menata kehidupan yang telah disediakan oleh Allah di Bumi yang fana ini. Sungguhpun demikian, sang kholik tidak membiarkannyabegitu saja tanpa memberinya suatu apapun. Sang kholik mengaruniakan akal kepada para hambannya yang ada di Bumi agar akal digunakan untuk berfikir dan menemukan rahasia-rahasia apa yang telah diperlihatkan Allah melalui tanda-tanda ke-Esaan-Nya.

Manusia yang dilahirkan di Bumi ini senantiasa dalam keadaan fitrah, yaitu bersih dan suci dari segala perbuatan maksiat yang dilakukan oleh manusia yang telah lebih lahir lebih awal. Kondisi manusia inipun masih keadaan steril dari berbagai virus dosa yang ada di Muka Bumi yang fana’. Sungguhpun demikian  takdir daeri manusia itu sudah ditentukan terlebih dahulu oleh sang kholik sebaga wujud tanda kekuasaan-Nya dan sebagai aktivitas yang pasti akan dijalankan dan pasti akan terlaksanakan sesuai waktunya tanpa ada keraguan di dalamanya.

Maka dari situlah pemakalah akan memberikan sedikit uraian makalah tentang “Fitrah Manusia” yang Insya Allah akan sedikit memberi manfaat apabila kita kaji secara mendalam. 




BAB II
PEMBAHASAN

1. a. Qs. Al A’raf ayat 189-190

Artinya: 
Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam)dan dari padanya dia menciptakan pasangan nya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, (IStrinya) mengandung kandungan yang ringan , dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian dia merasa berat, keduanya (suami-istri)memohon kepada Allah, seraya berkata, “jika engkau memberi anak yang sholeh, tentulah kami akan selalu bersyukur.” Maka setelah dia memberi keduanya seorang anak yang shaleh, mereka menjadikan sekutu bagi Allah terhadap anak yang telah di anugerahkannya itu. Maka maha tinggi Allah dari apa ynag mereka persekutukan.

b. asbabun nuzul

Untuk Qs, Al A’raf ayat 189-190 Asbabun Nuzul tidak ada dalam pembahasan kitab Lubabun Nuqul fi Asbabun Nuzul 

c. Munasabah Qs Al A’raf ayat 189-190 dengan ayat sebelumnya

pada ayat-ayat  yang telah lalu Allah swt menerangkan tingkah laku dan sikap mental orang musyrik mekah yang menyimpang dari fitrahnya. Mereka ingkar kepada ke-Esaan Allah swt, kepada kenabian dan hari kiamat. Maka pada ayat-ayat ini Allh mengungkapkan sejarah penyimpangan manusia dari fitrahnya, yang sebenarnya telah ada jauh sebelum jaman Quraisy di makkah. 



d. Tafsir Qs Al A’raf ayat 189-190

terjemah tafsir jalalain:
ayat 189 : (Dialah) Allah (yang menciptakan kamu dari diri yang satu) yaitu Adam (dan dia menjadikan) dia menciptakan (dari padanya istrinya) yakni hawa (agar dia merasa tenang)


2. a. Qs. Al-Imron ayat 114-115

Artinya
Mereka beriman kepada Allah dan hari akhir, menyuruh (berbuat) yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar dan bersegera (mengerjakan) berbagai kebajikan. Mereka termasuk orang-orang shalih. Dan kebajikan apapun yang mereka kerjakan, tidak ada yang mengingkarinya. Dan Allah maha mengetahui orang-orang yang bertakwa.

b. Asbabun nuzul

Untuk Qs. Al-Imron ayat 114-115 Asbabun Nuzul tidak ada dalam pembahasan kitab Lubabun Nuqul fi Asbabun Nuzul 

c. Munasabah

pada ayat-ayat  yang telah lalu Allah swt menerangkan keutamaan sifat-sifat dan perbuatan-perbuatan buruk ahli kitab (Yahudi Nasrani) dan pembalasan yang akan ditimpakan kepada mereka, maka pada ayat-ayat ini dijelaskan bahwa tidak semua sifat dan perbuatan ahli kitab itu buruk, tetapi ada juga diantara mereka yang mempunyai sifat-sifat dan perbuatan yang baik. 

d. Tafsir

tafsir fii Zhilalil Qur’an 2
mereka laksanakan tugas-tugas iman, dan mereka wujudkan identitas umat islam yang mereka  bergabung kepadanya sebagai khairu ummah dengan melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar. Jika mereka senang kepada kebaikan secara menyeluruh. Maka, mereka jadikanlah kebaikan ini sebagai sasaran perlombaan mereka. Sehingga, mereka berlomba-lomba kepada kebajikan. Semua itu merupakan kesaksian yang tinggi bagi mereka bawa mereka termasuk golongan orang-orang saleh. Janji yang benar diperuntukkan buat mereka bahwa mereka tidak akan dikurangi haknya dan tidak akan dihalang-halangi untuk menerima pahalanya. Disamping itu juga diisyaratkan bahwa Allah mengetahui bahwa mereka termasuk orang-orang yang bertakwa. 

3. a. Qs Attaubah ayat 24

Artinya
Katakanlah, “jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusannya.” Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang fasik.

b. Asbabun nuzul

c. Munasabah

pada ayat-ayat  yang telah lalu Allah swt menerangkan keutamaan berjihad dan keuntungan berhijrah serta akibat rusaknya amal-amal kaum musyrikin walaupun amalannya itu adalah amal yang baik, seperti memberi minuman jama’ah haji dan memakmurkan masjidil haram. Ayat berikut ini menjelaskan bahwa semua amal itu tidak akan sempurna kecuali jika kaum muslimin telah melepaskan diri dari kekuasaan kaum musyrik, dan lebih mengutamakan cinta kepada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad dijalan Allah dari pada cinta kepada ibu, bapak, anak, saudara, suami, istri, keluarga, harta, dan tempat tinggal. 

d. Tafsir Qs. Attaubah ayat 24

Dikemukakan oleh Ibnu Abi Hatim dari jalan Ali bin Abu Thalhah yang bersumber dari Ibnu Abbas yang bersumber dari Ibn Abbas yang berkata : “Al Abbas berkata ketika dia tertawan pada perang badar:” sekiranya kalian termasuk orang-orang islam yang terdahulu masuk islam, hijrah dan jihad, niscaya kami termasuk orang-orang yang memakmurkan Masjidil Haram, memberi minuman orang haji dan membebaskan orang dari penderitaannya”. Maka Allah menurunkan ayat “AJA’ATUM SIQAAYAL HAAJI...” sampai akhir ayat.”

Dikemukakan oleh Muslim Ibn Hibban dan Abu Dawud yang bersumber dari An Nu’man bin Basyiir yang berkata: pernah saya berada di samping mimbar Rasulullah Saw. Bersama segolongan sahabatnya berkatalah seorang laki-laki diantara mereka : “ saya tidak peduli amal untuk Allah yang lain setelah tersiarnya agama islam, kecuali saya hanya memberi memakmurkan masjidil haram”. Yang lainnya berkata: “(idak tetapi jihad di jalan Allah dan mereka dan berkata : “ janganlah kalian berbicara keras-keras disamping mimbar Rasulullah Saw. Dan nanti setelah selesai sholat jum’at saya menghadap Rasulullah Saw minta fatwa kepada beliau apa yang kalian perselisihkan itu ! “ Maka Allah menurunkan Ayat “AJA’ATUM SIQAAYAL HAAJI sampai... LAA YAHDILQAUMAZHAALIMIINA”. 

4. a. Qs An- Nahl ayat 78

Artinya
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur.
b. Asbabun nuzul

c. Munasabah

Ayat ini dapat juga dihubungkan dengan ayat yang lalu dengan menyatakan bahwa uraiannya merupakan salah satu bukti kuasa Allah menghidupkan kembali siapa yang meninggal dunia serta kebangkitan pada hari kiamat. Ayat ini berdasarkan kuasa dan ilmu-Nya dari perut ibu-ibu kamu sedang kamu tadinya tidak wujud, maka demikian juga Dia dapat mengeluarkan  kamu dari perut bumi dan menghidupkan kamu kembali. Ketika Dia mengeluarkan kamu dari ibu-ibu kamu, kamu semua dalam keadaan tidak Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan-penglihatan dan aneka hati, sebagai bekal dan alat-alat untuk meraih pengetahuan agar kamu bersyukur dengan menggunakan alat-alat tersebut sesuai dengan tujuan Allah menganugerahkannya kepada kamu. 

d. Tafsir

terjemah tafsir Fi Zhilalil-Qur’an : dari QS.An-Nahl diatas bermaksud menjelaskan peristiwa gaib yang dekat, tetapi ia cukup jauh mendalam. Proses kejadian janin bisa jadi terdeteksi oleh manusia. Akan tetapi, mereka tidak mengetahui bagaimana proses itu bisa terjadi, sebab ia merupakan rahasia kehidupan yang tersembunyi. Ilmu yang selama ini diakui oleh manusia dan ia merasa tinggi dengannya sehingga ia ingin menguji kebenaran hari kiamat dan alam gaib lainnya, adalah ilmu yang dangkal yang baru saja ia peroleh, sebab,

”Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun”.

Tuhan yang melahirkan para pakar dan para peneliti, dan mengeluarkannya dari perut ibunya dalam kondisi tidak mengetahui apa-apa. Semuanya adalah anugrah dari Allah sesuai ukuran yang dikehendaki-Nya untuk kepentingan manusia dan untuk mencukupi keperluan manusia dalam kehidupan di muka bumi ini.

“Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati.”

Dalam bahasa Al-Qur’an, hati terkadang diungkapkan dengan kata Qalbu atau dengan kata fu’aad, untuk menjelaskan setiap alat (organ) pemahaman pada diri manusia. Hal ini meliputi apa yang diistilahkan dengan akal juga potensi inspiratif (ilham) pada diri manusia yang tersembunyi dan tidak diketahui hakekatnya serta cara kerjanya. Allah memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati itu dalam rangka, “agar kamu bersyukur.”

Jadi, agar kamu bersyukur apabila kamu memahami betul nilai yang terkandung pada nikmat-nikmat tersebut dan nikmat-nikmat Allah lainnya yang diberikan kepadamu.

Ekspresi syukur yang pertama adalah dalam bentuk beriman kepada Allah sebagai sesembahan yang maha Esa. Sebuah keajaiban lain, sebagai bentuk keMaha kuasaan illahi yang senantiasa disaksikan manusia tanpa mereka hayati keberadaannya, padahal ia tampak menakjubkan dan selalu mereka perhatikan dengan mata kepala mereka. 

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari beberapa pembahasan diatas tentang fitrah manusia mengandung banyak nilai tarbawi diantaranya yaitu: kita dianjurkan untuk selalu bersyukur dan berdo’a kepada Allah dalam kondisi apapun serta kita harus menjadi orang-orang yang saleh yang selalu beriman kepada Allah dan hari akhir, mengajak berbuat yang ma’ruf, melarang berbuat mungkar, berlomba-lomba dalam kebaikan. Amalan orang yang saleh tidak akan pernah terputus. Adapun  keutamaan berjihad dan keuntungan berhijrah serta akibat rusaknya amal-amal kaum musyrikin walaupun amalannya itu adalah amal yang baik.

Post a Comment

 
Top