0 Komentar
Bagi anda yang ingin mendownload filenya, silahkan klik link bawah ini!

Makalah Ilmu Pendidikan (Kondisi Pendidikan di Indonesia)

MakalahIlmu Pendidikan (Kondisi Pendidikan di Indonesia)


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pada dasarnya pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan demikian, karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan perdaban manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupan. Bagi bangsa indonesia krisis multidimensi membawa hikmah dan pelajaran yang luar biasa besarnya, yang pasti bangsa ini dapat menatap dan membangun masa depan dengan semangat yang lebih optimis.

Masa lampau memperjelas pemahaman kita tentang masa kini. Sistem pendidikan yang kita kenal sekarang adalah hasil perkembanagan pendidikan yang tumbuh dalam sejarah pengalaman bangsa kita. Pada masa yang telah lewat, dunia pendidikan terus berubah.

Kompetensi yang dibutuhkan oleh masyarakat terus menerus berubah, apalagi di dalam dunia terbuka, yaitu di dalam dunia modern dalam era globalisasi. Kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh seseorang dalam lembaga pendidikan haruslah memenuhi standar. Tinjauan terhadap standarisasi dan kompetensi untuk meningkatkan mutu pendidikan akhirnya membawa kita dalam pengungkapan adanya bahaya yang tersembunyi yaitu, kemungkinan adanya pendidikan terkekung oleh standar kompetensi saja sehingga kehilangan makna tujuan pendidikan tersebut. Kemudian dalam makalah ini akan di jelaskan kondisi pendidikan di Indonesia.



BAB II
PEMBAHASAN


A. Kondisi Pendidikan Sebelum Kemerdekaan

Sebelum kemerdekaan kondisi pendidikan di Indonesia dibagi atas beberapa zaman, yaitu zaman purba, zaman kerajaan Hindu-Budha, zaman kerajaan Islam, zaman Portugis dan Spanyol, zaman kolonial Belanda, dan zaman pendudukan Jepang.

1. Zaman Purba
Pada zaman ini kebudayaan yang berkembang pada penduduk asli disebut kebudayaan paleolitis (kebudayaan lama atau tua). Kurikulum pendidikannya meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan mengenai keagamaan melalui upacara-upacara keagamaan dalam rangka menyembah nenek moyang.

2. Zaman kerajaan Hindu-Budha
Dengan masuknya pengaruh Hindu- Budha, adat dinegara kita pun berubah. Mulai ada pembagian kasta dalam masyarakat. Kondisi pendidikannya berlangsung pendidikan informal didalam keluarga. Selain itu, berkembang juga pendidikan yang lembaganya berbentuk pesantren. Kurikulumnya meliputi agama, bahasa sansekerta, termasuk membaca dan menulis, keterampilan memahat dan membuat candi serta bela diri.

3. Zaman Kerajaan Islam
Melalui saudagar dari Asia Barat inilah, maka Islam masuk ke Indonesia dan tesebar. Kurikulumnya tidak tertulis secara formal. Pendidikan berisi tentang tauhid, Alquran, Hadist, Fiqih, Bahasa Arab, termasuk membaca dan menulis huruf Arab. Selain berlangsung dalam keluarga, pendidikan berlangsung di lembaga- lembaga pendidikan lainnya, yaitu di langgar-langgar, masjid dan pesantren.

4. Zaman Portugis dan Spanyol
Tujuan pendidikan pada zaman ini adalah untuk mnyebarkan agama khatolik. Kurikulum pendidikannya berisi tentang agama khatolik, ditambah pelajaran membaca, menulis dan menghitung. Umumnya pendidikan diberikan kepada anak- anak masyarakat terkemuka.

5. Zaman Kolonial Belanda
Tujuan pendidikan pada zaman ini adalah untuk menghasilkan pegawai administrasi rendahan di pemerintah dan gereja. Tujuan lainnya adalah menyebarkan agama kristen. Walaupun tidak ada kurikulum yang ditentukan, biasanya sekolah menyajikan pelajaran-pelajaran tentang katekismus, agama, juga membaca dan menulis.

6. Zaman Pendudukan Jepang
Dalam pendidikan jepang inilah pertama kalinya bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa penghantar dalam belajar. Sedangkan bahasa Belanda dilarang untuk digunakan.

B. Kondisi Pendidikan Pada Masa Orde Lama ( 1945-1969 )

1. Zaman Revolusi
Sejak saat ini jenjang dan jenis pendidikan mulai di sempurnakan dan disesuaikan dengan kebutuhan bangsa Indonesia. Bersamaan dengan berjalannya revolusi fisik, pemerintahan mulai mempersiapkan sistem pendidikan nasional sesuai amanat UUD 1945. Beberapa bulan setelah proklamasi kemerdekaan menteri pendidikan, pengajaran dan kebudayaan (PP dan K) mengeluarkan instruksi umum agar para guru membuang system pendidikan kolonial dan mengutamakan patriotisme.

2. Peletakan Dasar Pendidikan Nasional
Mulai tanggal 18 agustus 1945, sejak PPKI menetapkan UUD 1945 sebagai konstitusi negara yang di dalamnya memuat pancasila, implikasinya bahwa sejak saat itu dasar system pendidikan nasional kita adalah pancasila dan UUD 1945. Pendidikan Nasional Indonesia tetap dilaksanakan sesuai jiwa UUD 1945, dan bahwa UU RI No.4 Tahun 1950. De Facto digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pendidikan, pengajaran dan kebudayaan untuk seluruh daerah NKRI.

3. Demokrasi Pendidikan
Sesuai dengan amanat UUD 1945 dan UU RI No.4 tahun 1950, meskipun menghadapi berbagai kesulitan, pemerintah mengusahakan terselenggaranya pendidikan yang bersifat demokratis, yaitu kewajiban belajar sekolah dasar bagi anak-anak yang berumur 8 tahun.

4. Lahirnya LPTK pada Tingkat Universitas
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan maka atas dorongan Prof. Moh. Yamin pada tahun 1945 didirikanlah perguruan tinggi pendidikan guru ( PTPG) di 4 tempat,yaitu di Batusangkar, Bandung, Malang, dan Tondano.

5. Lahirnya Perguruan Tinggi
Antara tahun 1949-1961 pemerintah Indonesia telah mendirikan berbagai PT. Pada tanggal 4 Desember 1961 lahir UU No.22 tahun 1961 tentang perguruan tinggi. Pokok-pokok yang menonjol dalam UU ini yang sampai sekarang masih dipertahankan adalah prinsip Tridharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan atau pengajaran, penelitian ,dan pengabdian pada masyarakat.

C. KONDISI PENDIDIKAN PADA PJP 1 :1969-1993

Pembangunan jangka panjang pertama, meliputi lima pelita, yaitu pelita I-V yang dimulai pada tahun 1969/1970 hingga tahun 1993/1994 atau 25 tahun. Selama kurun tersebut, pendidikan Indonesia mengalami banyak bahan dan kemajuan.

1. UU tentang sistem pendidikan nasional
Dalam rangka membangun system pendidikan nasional yang mantap keberadaan UU no 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional mengatur berbagai aspek dan bidang pendidikan, yaitu dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan, hak warga Negara dalam pendidikan, satuan, jalur, jenis, dan jenjang pendidikan, serta didik, tenaga kependidikan, sumber daya pendidikan, peran serta masyarakat, badan pertimbangan pendidikan nasional (BPPN), pengelolaan, pengawasan, dilengkapi ketentuan pidana dan ketentuan peralihan, jadi cakupannya cukup konferensif.

2. Taman Kanak-Kanak
Sejak pelita I hingga akhir pelita V, pendidikan di TK mengalami perkembangan yang cukup mengesankan yang di tandai oleh kenaikan jumlah anak didik, guru, dan sekolah.

3. Pendidikan Dasar
Prestasi yang sangat mengesankan yang di capai selama pembangunan jangka panjang pertama(PJP I) ialah melonjakan jumlah peserta didik pada sekolah dasar (SD) madrasah IBTIDAYAH (MI) yang merupakan penggal pertama pendidikan dasar 9 tahun. Namun, mutu pendidikan tingkat SD belum begitu tinggi disamping terdapat keragaman yang luas pada mutu pendidikan antara sekolah-sekolah yang berada pada lokasi geografis yang berbeda- beda. Pada tingkat SLTP, untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia hingga minimal berpendidikan SLTP maka pada tanggal 2 Mei 1994 program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun di canangkan.

4. Pendidikan Menengah
Pada jenjang SLTA, selama PJP I terjadi kenaikaan yang luar biasa pada jumlah siswa, yaitu dari 0,7 juta pada awal tahun pelita I menjadi 4,1 juta siswa. Persoalan yang menonjol pada SLTA umum selama pelita V adalah tentang mutu lulusan yang terutama di ukur dari kesiapan untuk memasuki jenjang pendididkan tinggi. Perbedaan ini mengakibatkan akses keperguruan tinggi yang memiliki reportasi yang baik, menjadi tidak merata pula. Dalam kenyataan, hanya sebagian kecil lulusan SMK yang benar-benar memiliki persiapan untuk kerja. Hal ini terjadi karena system pendidikan SMK selama ini belum sepenuhnya relevan dengan dunia kerja. Di SMK, tantangan utama yang diihadapi pelita V adalah peningkatan mutu dan relevansi pendidikan dengan kebutuhan pembangunan.

5. Pendidikan Tinggi
Baik PTN maupun PTS sama-sama menghadapi tantangan mengenai masih rendahnya proporsi mahasiswa yang mempelajari bidang teknologi dan MIPA ( Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ), sementara sebagian besar mahasiswa berada pada jurusan/progam studi ilmu-ilmu sosial dan pendidikan. Pembangunan nasional banyak memerlukan lulusan bidang MIPA dan tekologi. Masih tingginya jumlah mahasiswa yang lambat dalam menyelesaikan studi merupakan tantangan lain yang dihadapi.

6. Pendidikan Luar Sekolah
Selama pelita V, di perkirakan sebanyak 5,3 juta warga masyarakat telah dibebaskan dari buta huruf. Hasilnya adalah semakin menurunnya jumlah masyarakat yang buta huruf.

7. Tantangan, kendala dan peluang
Ada sejumlah tantangan yang dihadapi oleh pembangunan pendidikan Indonesia pada masa- masa selanjutnya, yaitu :

a. Belum mempunyai pendidikan mengimbangi perubahan struktur ekonomi dari pertanian tradisional ke indrustri dan jasa.
b. Masih rendahnya relevansi pendidikan.
c. Masih rendah dan belum meratanya mutu pendidikan.
d. Masih tingginya angka putus sekolah dan tinggal kelas yang mengakibatkan ketidakstabilan dalam penyelenggaraan pendidikan.
e. Masih banyaknya kelompok untuk 10 tahun keatas yang buta huruf.
f. Masih kurangnya peran serta dunia usaha dalam pendidikan.
Ada kendala yang dihadapi dalam peningkatan kinerja pendidikan nasional, yaitu sebagai berikut.
a. Dari pihak masyarakat, kendala tersebut adalahkemiskinan dan keterbelakangan yang berkaitan dengan masih rendahnya penghargaan akan pendidikan pada sebagian kelompok masyarakat.
b. Terbatasnya jumlah guru yang bermutu disamping penyebarannya yang tidak merata.
c. Terbatasnya sarana prasarana.
d. Manajemen sistem pendidikan yang belum secara terarah menuju peningkatan mutu,relevansi,dan efesiensi pendidikan.
Adapun peluang yang dimiliki oleh pendidikan nasional adalah sebagai berikut.
a. Keberhasilan wajib belajar 6 tahun yang memberikan landasan bagi pelaksanaan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.
b. Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan.
c. Semakin luasnya sarana komunikasi.
d. Semakin tersebar luasnya lembaga pendidikan negeri maupun swasta,
e. Adanya UU no 2/1989 tentang sistem pendidikan nasional yang memberikan landasan yang kokoh bagi pendidikan nasional.


D. KONDISI PENDIDIKAN PADA ERA GLOBALISASI

Memasuki abad ke- 21 gelombang globalisasi dirasakan kuat dan terbuka. Kemajaun teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan Negara lain. Yang kita rasakan sekarang adalah adanya ketertinggalan di dalam mutu pendidikan. Baik pendidikan formal maupun informal. Dan hasil itu diperoleh setelah kita membandingkannya dengan Negara lain.

Dalam situasi seperti ini salah satu pertanyaan pokok yang kita hadapi dalam bidang pendidikan ialah mampu-tidaknya sekolah-sekolah kita memberikan kepada anak-anak kita pendidikan yang membuat mereka memahami dunia kita ini dengan baik, mampu-tidaknya sekolah kita memberikan kepada anak-anak kita wawasan global serta kesadaran global yang baik di samping wawasan serta kesadaran nasional.

1. Permasalahan Pokok Pendidikan dan Penanggulangannya
Sistem pendidikan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sosial budaya dan masyarakat sebagai supra sistem. Pembangunan sistem pendidikan tidak mempunyai apa jika tidak sinkron dengan pembangunan nasional. Kaitan yang erat antara pendidikan sebagai sistem dengan sistem sosial budaya supra sistem tersebut dimana sistem pendidikan menjadi bagiannya, menciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga permasalahan intren sistem pendidikan itu menjadi sangat kompleks. Artinya, suatu permasalahan intern di dalam sistem pendidikan slalu ada kaitan dengan masalah-masalah di luar sistem pendidikan itu sendiri. Misalnya masalah mutu hasil belajar suatu sekolah tidak dapat di lepaskan dari kondisi sosial budaya dan ekonomi masyarakat di sekitarnya, dari mana murid-murid sekolah tersebut berasal, serta masih banyak lagi faktor-faktor lainya di luar sistem persekolahan yang berkaitan dengan mutu belajar tersebut.

Berdasarkan kenyataan tersebut maka penanggulangan masalah pendidikan juga sangat komplek ,menyangkut banyak komponen,dan melibatkan banyak pihak. Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang di hadapi oleh dunia pendidikan di tanah air kita Dewasa ini, yaitu:

a. bagaimana semua warga negara dapat menikmati kesempatan pendidikan.
b. bagaimana pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan  kerja yang  mantap untuk dapat terjun  ke dalam  kancah kehidupan bermasyarakat.
Permasalahan pokok yang pertama mengenai masalah pemerataan,dan yang kedua adalah masalah mutu ,relevansi, dan juga efisiensi pendidikan.

2. Permasalahan Aktual  pendidikan dan penanggulanganya
Pendidikan selalu menghadapi masalah, karena selalu terdapat kesenjangan antara apa yang di harapkan dengan hasil yang dapat di capai dari proses pendidikan.Permasalahan aktual berupa kesenjangan –kesenjangan yang pada saat ini kita hadapi dan teresa mendesak untuk di tanggulangi.
Masalah aktual tersebut ada yang mengenai konsep dan ada yang mengenai pelaksanaanya.misalnya munculnya kurikulum baru adalah masalah konsep. Apakah kurikulum tersebut cukup andal secara yuridis(merupakan penjabaran undang-undang pendidikan)dan secara psikologis (berdasarkan hukum perkembangan peserta didik)atau tidak.penjerusan yang berlaku cepat  pada SMA misalnya, dianggap tidak mendasarkan diri pada proses kematangan anak.Konsep seperti itu bermasalah.

a. Masalah kurikulum
Pada bagian ini akan di bahas masalah aktual  menjadi kurikulum. Masalah kurikulum meliputi masalah konsep dan masalah pelaksanaanya.Yang menjadi sumber masalah ini ialah Bagaiamana sistem pendidikan dapat membekali peserta didik untuk terjun ke lapangan  kerja(Bagi yang tidak melanjutkan sekolah) dan memberikan bekal dasar yang kuat untuk ke perguruan tinggi (Bagi mereka yang ingin lanjut).

b. Masalah peranan guru
Konsep-konsep baru lahir sebagai cermin humanisme yang memberikan arah baru  pada pendidikan. Sejalan dengan itu perkembangan iptek yang pesat menyumbangkan cara-cara baru yang lebih mantap terhadap pemecahan masalah pendidikan. Dalam realisasinya di pandu  oleh kurikulum yang selalu di sempurnakan. Sejalan dengan itu maka guru sebagai suatu komponen sistem pendidikan juga harus berubah.

Dahulu sebuah sekolah sudah dapat beroperasi jika ada murid,guru,dan ruangan  tempat belajar dengan beberapa sarana seperlunya.Guru merupakan satu-satunya  sumber belajar ,ia menjadi tempat bertanya.Tugas guru memberikan ilmu pengetahuan kepada Murid. Cara demikian di pandang sudah memadai karena ilmu pengetahuan guru belum berkembang, ini berkat perkembangan iptek yang demikian pesat bahkan merevolusi,sejak abad ke-19,Bagi seorang guru tidak mungkin lagi menguasai seluruh khasanah ilmu pengetahuan walau dalam bidangnya sendiri yang ia tekuni.

c. Masalah pendidikan dasar 9 tahun
Keberadaan pendidikan dasar 9 tahun mempunyai landasan yang kuat.UU RI Nomor 2 Tahun 1989  pasal 6 menyatakan tentang hak warga negara untuk mengikuti pendidikan sekurang-kurangnya tamat pendidikan dasar,dan pasal 13 menyatakan tujuan pendidikan dasar,pasal 2 menyatakan bahwa pendidikan dasar merupakan pendidikan 9 tahun,terdiri atas program pendidikan 6 tahun sd dan program pendidikan 3 tahun di SLTP, pasal 3 memuat tujuan pendidikan dasar yaitu memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupanya sebagai pribadi, anggota masyarakat,warga negara,dan anggota umat manusia, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah.

Berapa upaya yang perlu di lakukan untuk menanggulangi masalah-masalah aktual sebagai berikut:
1) Pendidikan afektif perlu di tingkatkan secara terprogram tidak cukup  secara  insidental.
2) Pelaksanaan dan ekstrakurikuler di kerjakan dengan penuh kesungguhan dan hasilnya di perhitungkan dalam menetapkan nilai akhir atau kelulusan.

3) Pemilihan siswa atas kelompok yang akan melanjutkan belajar ke perguruan tinggi dengan yang akan terjun ke masyarakat merupakan hal yang prinsip karen pada dasarnya tidak semua siswa secara potensial mampu belajar di perguruan tinggi.

4) Untuk pelaksanaan pendidikan dasar 9 tahun,apalagi jika di kaitkan dengan gerakan wajib belajar ,perlu diadakan penelitian secara meluas pada masyarakat untuk  menemukan faktor penunjang dan utamanya faktor penghambatnya.



BAB III
PENUTUP


A. Simpulan

Sebelum kemerdekaan kondisi pendidikan di Indonesia dibagi atas beberapa zaman, yaitu zaman purba, zaman kerajaan Hindu-Budha, zaman kerajaan Islam, zaman Portugis dan Spanyol, zaman  kolonial Belanda, dan zaman kedudukan Jepang.

Kemudian, di zaman sekarang untuk tingkatan-tingkatan pendidikan di Indonesia sudah dimulai dari taman kanak-kanak hingga tingkat perguruan tinggi.

Meskipun pendidikan di Indonesia telah mengalami kemajuan-kemajuan. Namun, Ada banyak penyebab mengapa mutu pendidikan di Indonesia, baik pendidikan formal maupun informal, dinilai rendah. Penyebab rendahnya mutu pendidikan diantaranya adalah masalah pemerataan pendidikan, masalah mutu pendidikan, masalah efesiensi pendidikan, dan masalah relevansi pendidikan.

Oleh karena itu dengan melihat kondisi dan permasalahan-permasalah pendidikan di Indonesia tersebut. Setidaknya bisa dipersiapkan upaya-upaya penanggulangannya guna meningkatkan kualitas atau mutu pendidikan di Indonesia.





DAFTAR PUSTAKA


Buchori, Mochtar. 1995. Transformasi Pedidikan. Jakarta: PT PUSTAKA SINAR HARAPAN
Raharja Umar, Tirta. 2000. Pengantar Pendidikan. Jakarta:Rineka cipta.
Abduhak,Ishak;Supriyadi;Wahyudin, Dinn. 2007. Pengantar Pendidikan. Jakarta:Universitas Terbuka.













Post a Comment

 
Top