0 Komentar
Untuk anda yang ingin mendownload filenya, berbentuk (.docx)
Silahkan klik link di bawah ini!.

PENDAHULUAN

A.    Latarbelakang Masalah
Sejak awal revolusi Islam, pemerintah Iran telah mencanangkan program perang melawan buta huruf. Terkait hal ini, bapak pendiri revolusi Islam, Imam Khomaini menugaskan dibentuknya lembaga kebangkitan melek huruf.

Di sisi lain, dalam beberapa tahun terakhir, dunia pendidikan Iran terus mengalami kemajuan dan pertumbuhan yang pesat baik secara kuantitas maupun kualitas.
Pemerintah Iran dan para praktisi pendidikan juga terus berusaha menyesuaikan kurikulum dan metode pendidikannya dengan berbagai hasil temuan baru dibidang ilmu pengetahuan.

B.     Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang ada, maka berikut rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, antara lain:
1.      Bagaimana potret system pemerintahan di Iran?
2.      Bagaimana kondisi demografi dan potensi income negara di Iran?
3.      Bagaimana filsafat pendidikan dan orientasi pendidikan di Iran?
4.      Bagaimana kebijakan di bidang pendidikan agama di Iran?
5.      Bagaimana kebijakan di bidang manajemen pendidikan formal di Iran?
6.      Bagaimana dinamika dalam pengembangan kurikulum di Iran?
7.      Bagaimana pengembangan  pendidik dan tenaga kependidikan di Iran?
8.      Bagaimana pembiayaan pendidikan di Iran?





PEMBAHASAN

A.    Potret System Pemerintahan
Sistem pemerintahan Iran dibentuk atas kepemimpinan pemerintah (wilayah al-amar) dan kepemimpinan agama (imamah). Kepala pemerintahan adalah presiden, sedangkan kepemimpinan agama berasal dari faqih (wilayah al-faqih) yang diakui sebagai pemimpin oleh rakyat.[1]
Pada tahun 907-1148 H. Iran berada pada pemerintahan Ash-Shafawiyah di Persia. Pemerintahan ini adalah pemerintahan syi’ah dengan pendirinya adalah Ismail bin Haidar. Setelah kepemerintahan itu Iran berada pada kekuasaan Nadir Syah al- Afsyari (1148-1160 H), beliau adalah pimpinan militer orang-orang Syafawiyah yang berkebangsaan Turki, dan kali pertama mengumumkan bahwa madzhab Sunni sebagai madzab negara. Selanjutnya Iran dikuasai oleh keluarga Az-Zindiyan sampai pada tahun 1209 H dan orang-orang Qajariyah sampai 1343 H. kemudian dilanjutkan oleh kekuasaan Muhammad Reza Pahlevi (1343-1399 H). beliau adalah seorang perwira pasukan Qajariyah. Kekuasaannya dimulai pada pertengahan Perang Dunia II.[2]
Identitas bangsa Iran saat ini dapat diuraikan bahwa hampir 66% rakyat Iran berasal dari bangsa Persia, sedangkan yang 25% dari Turki, 5% dari Kurdi, dan 4% dari Arab. Suku terkenal di Iran adalah klan Bakhtisri, Cosad, Qajar, Turkaman, Syahsoon, Kurd, dll. Karakter jasmaninya adalah tinggi sedang, dengan mata dan alis berwarna hitam. Mata uang Iran adalah rial yang nilainya sama dengan seratus dinar. Iran terdiri atas 24 propinsi, 195 kota, dan 498 distrik yang diawasi oleh kepala provinsi, gubernur jenderal, dan gubernur distrik. Bahasa resmi Iran adalah bahasa Persia. Itulah sebabnya urusan administrasi, dokumentasi, dan komunikasi sehari-hari menggunakan bahasa Persia, sementara bahasa Arab yang merupakan bahsa Islam, diajarkan disemua tingkat sekolah pada tiap jurusan.[3]
Masuknya Islam ke Iran telah menyebabkan peningkatan yang lebih pesat, sehingga sejarah Islam semakin menemukan arah pembaharuan. Berkat ajaaraan Islam yang kaya dan membawa kebahagiaan, adat budayaa dan pemikiran di Iran mengalami perubahan yang mendasar. Islam menghadiahkan keimanan dan akhlak mulia bgi bangsa Iran.[4]

B.     Kondisi Demografi dan Potensi Income Negara
Republik Islam Iran merupakan sebuah negara yang terletak di Timur Tengah belahan bumi, antara 25 derajat dan 4 derajat garis lintang serta 44 derajat dan 63 derajat garis bujur greenwich. Negara ini meliputi area seluas 1.648.195 km dan merupakan negara terluas ke-16 didunia. Letak negara ini sedemikian strategis sehingga tiga macam keadaan iklim dapat dilihat diberbagai tempat, yakni dengan Laut Kaspia yang beriklim lembab dan daerah pegunungan yang setengah gersang, serta daerah padang pasir yang kering.
Beberapa sumber ekonomi Iran adalah pertanian, peternakan, perikanan dan kerajinan tangan. Yang terakhir ini banyak menghiasai rumah tangga dan tempat-tempat formal, yakni permadani. Jenis permadani Iran memang terkenal halus dan berkualitas ekspor.[5] Iran pun menjadi salah satu negara produsen minyak terkemuka didunia. Pada tahun 1968, produksi minyak tahunan Iran mencapai satu miliar barel per hari, dan menempatkan Iran diantara tiga negara pengekspor minyak terbesar didunia.[6]



C.    Filsafat Pendidikan dan Orientasi Pendidikan
Undang-Undang Dasar Republik Islam Iran memberi penekanan pada kewajiban pendidikan dan pengajaran. Itulah sebabnya pemerintah menyediakan sarana cuma-cuma  bagi para pemuda dan anak-anak sampai tingkat sekolah menegah pertama. Kementrian Pendidikan dan Pengajaran bertugas mengurusi anak-anak agar mendapatkan pendidikan dasar hingga tamat SMP.
Ada beberapa universitas di Iran, diantaranya adalah Universitas Teheran. Universitas ini dilengkapi dengan berbagai macam laboratorium yang cukup memadai untuk sebuah kampus modern. Di laboratorium zoologi, misalnya terdapat ribuan  jenis binatang yang sudah diawetkan, termasuk sebuah kerangka binatang purba yang sangat besar. Selain untuk kegiatan akademis, kampus Universitas Teheran juga digunakan sebagai satu-satunya tempat sholat jum’at di ibu kota Iran ini. Universitas lainnya adalah Universitas Allamah Thabathaba’i, Universitas Manajemen Imam Shadiq, Universitas Syahid Behesti, serta Universitas sains dan Teknologi Iran. Sebelumny telah berdiri banyak universitas, seperti Universitas tabriz (1947), Universitas Meshed (Mashhad, 1949), Universitas Esfahan (1949), Universitas Gondishapour (dulunya adalah Universitas Ahvaz, 1955), juga beberapa universitas swasta, misalnya Universitas Pahlevi atau Universitas Shiraz (1960), Universitas Nasional Iran (1961), dan Universitas Teknik Aryanehr (1965).
Selain Universitas tersebut, terdapat berbagai collage, sekolah tinggi, dan institut. Sebagian diantaranya diselenggarakan oleh pemerintah, sedangkan sebagian dilaksanakan oleh pihak swasta atau lembaga semiswasta yang kebanyakan menawarkan program pendidikan teknik dan profesional.
Disamping berbagai lembaga pendidikan tinggi tadi, terdapat juga pendidikan teknik dan kejuruan. Untuk jenis ini, ada tiga tingkat pendidikan teknik di Iran. Tingkat pertama adalah program sekolah dagang pasca-SD yang terkait dengan sekolah menengah pertama. Tingkat kedua adalah berkaitan dengan sekolah menengah atas. Tingkat ketiga adalah sekolah tinggi teknik yang menerima siswa yang telah menyelesaikan program akademik sekolah menengah atau telah lulus dari sekolah menengah teknik.
Perempuan merupakan pihak yang mendapat perhatian khusus pemerintah Iran, terutama dalam hal pendidikannya. Dalam undang-undang, perempuan dipandang sebagai unit fundamental dari masyarakat lingkup keluarga, tidak dipandang sebagai ‘barang’ atau sebagai alat yang melayani konsumerisme dan eksploitasi. Dalam pandangan Islam, perempuan mendapatkan nilai dan kebijakan yang lebih tinggi.[7]

D.    Kebijakan Dibidang Pendidikan Agama
Setelah revolusi Islam Iran tahun 1979, sistem pendidikan Iran mengalami perubahan yang mendasar, dan semua upaya pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan prinsip-prinsip islam. Prioritas harus diletakkan pada terjaminnya usaha membesarkan anak-anak dan generasi muda, sehingga menjadi muslim yang konsekuen dan punya komitmen yang tinggi terhadap agama Islam. Upaya-upaya pendidikan juga harus diarahkan pada penggunaan Al-qur’an, tradisi Islam, dan konstitusi Republik Islam Iran sebagai dasar dalam merumuskan tujuan dan sasaran pendidikan.[8]

E.     Kebijakan Dibidang Manajemen Pendidikan Formal
Berbeda dengan sistem pendidikan di Indonesia sekarang ini, pendidikan di Iran masih bersifat sentralistik terdiri dari pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan tinggi. Pendidikan dasar dan menengah di bawah naungan Departemen Pendidikan (ministry of education), sedangkan pendidikan tinggi di bawah naungan dan pengawasan Departemen Ilmu dan Teknologi.
Pendidikan di Iran dimulai dari taman kanak-kanak untuk anak yang berkisar umur 5-6 tahun, lama pendidikan satu tahun, di mana tahap ini bersifat opsional (tidak diwajibkan). Pendidikan prasekolah  pada umumnya diselenggarakan oleh lembaga-lembaga swasta. Tujuan umum pendidikan awal ini adalah untuk mempersiapkan anak-anak memasuki pendidikan formal. Kegiatan pada pendidikan prasekolah ini antara lain permainan bersama, membaca cerita, bernyanyi, permainan aktivitas, dan pekerjaan tangan yang perlengkapannya sangat sederhana seperti kertas, papan tulis kertas, dan pena.
Pendidikan dasar (Dabestan) untuk anak berumur antara 6 tahun sampai dengan 11 tahun, jangka waktu pendidikan lima tahun, wajib diikuti oleh semua warga Negara. Pendidikan menengah/siklus orientasi (Rahnamayi) untuk anak berkisar antara umur 11 tahun sampai dengan 14 tahun. Lama belajar 3 tahun, wajib diikuti oleh setiap warga Negara.
Untuk tingkat SMA (Dabirestan), lama belajar 3 tahun, tidak diwajibkan bagi setiap warga negara. Pada tingkat ini telah mengarah kepada keretampilan/teknis dimana antara teori dan praktik untuk setiap program diseimbangkan. Untuk teori terdiri atas matematika, fisika, ilmu-ilmu ekspremental, sastra, dan humaniora.(refrensi belum dtmukan tanya aini).

F.     Dinamika dalam Pengembangan Kurikulum
Kurikulum pendidikan di Iran dilaksanakan secara terpusat. Tetapi dalam tahun 1970 berusaha kearah pengluasan partisipasi dalam proses penentuan isi dan penyiapan bahan pengajaran. Panitia-panitia khusus dibentuk untuk melakukan pengkajian ulang atau review rekomendasi yang diajukan panitia-panitia lokal dari daerah yang berbeda-beda dan oleh para ahli. Pengidentifikasian kebutuhan pendidikan dasar dilakukan oleh badan koordinasi atas dasar rekomendasi panitia khusus. Panitia ini membuat saran-saran mengenai isi dan metodologi untuk tiap mata pelajaran setiap tingkat kelas. Tetapi badan koordinasilah yang akhirnya mengalokasikan waktu untuk setiap mata pelajaran pada setiap level. Hasil bahsan badan koordinasi dan panitia khusus dikirim kepada dewan tinggi pendidikan untuk mendapatkan persetujuan akhir. Dewan ini menyampaikan rencana ini kepada para penulis untuk dijadikan buku teks. Panitia daerah dan provinsi mengkaji akan mereview buku teks yang disusun oleh para penulis, dan mengusulkan revisi. Di tingkat perguruan tinggi para dosenlah yang menentukan isi mata kuliah.[9] 

G.    Pengembangan Pendidikan dan Tenaga Pendidikan
Semenjak tahun 1973 sampai Revolusi Islam 1979, hambatan utama dalam bidang pendidikan Iran adalah sumber daya manusia, bukan uang. Di daerah perkotaan, persediaan guru cukup memadai untuk melayani pendidikan dasar bagi semua orang, walaupun cukup banyak diantara guru-guru itu tidak semuanya memenuhi syarat (not fully qualified) dan kelas cenderung besar. Krisis pendidikan di Iran yang masih belum teratasi adalah penyediaan guru untuk daerah-daerah pedalaman.
Pembentukan Corp pendidikan pada 1962 cukup memberi angin segar yang merupakan inovasi baru untuk mengatasi masalah tenaga guru ini. Sebagai pengganti mengikuti wajib militer, anak muda yang telah menamatkan pendidikannya ditingkat menengah diberi kesempatan dan insentif berupa uang untuk menunaikan kewajiban nasionalnya di daerah-daerah pedesaan.
           
H.    Pembiayaan Pendidikan
Pendidikan di Iran didanai terutama dari pemerintah. Walaupun terdapat sekolah-sekolah swasta sampai akhir tahun 1970-an, pemerintah memberikan subsidi atau subsidi guru dan staf. Mengikuti peningkatan harga minyak dan pendapatan negara dalam tahun-tahun sesudah 1973, baik harga unit satuan (unit costs) maupun enrollment siswa/mahasiswa meningkat dengan cepat dan tajam. Sungguhpun demikian, sistem pendidikan Iran masih belum mampu menyediakan pendidikan bagi setiap orang. Keterbatasan tempat merupakan hal yang akut terutama pada tingkat pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
Anggaran kementrian pendidikan pada tahun 1996 adalah 6.130 miliyar riyal (RI), merupakan 3,8% dari anggaran belanja Negara. Anggaran yang disetujui adalah RI 5.455,6 miliyar riyal, tetapi untuk menyediakan dana talangan bagi kementrian pendidikan, bebrapa tambahan tambahan dana telah di alokasikan dan anggaran pendidikan bertambah menjadi RI 6.130 miliyar riyal. Selain itu, untuk meningkatkan anggaran, beberapa kesepakatan telah disetujui selama dua tahun terakhir untuk memberikan sumber dana baru bagi kementrian pendidikan.
Pada tahun 2003, total pembiayaan pendidikan (termasuk pendidikan dasar hingga prauniversitas) sejumlah RI 39, 880 miliyar riyal atau 12% dari total anggaran belanja Negara pada tahun 2001.[10]
Konsititusi Republik Islam Iran menggariskan kerangka dasar pengembangan pendidikan. Pasal 3 menyatakan bahwa pemerintah bertanggung jawab menyediakan pendidikan yang gratis sampai pendidikan tingkat menengah bagi semua penduduk Iran. Hal yang sama di tegaskan lagi pada Pasal 30, yakni pemerintah Iran berkewajiban memberikan pendidikan yang gratis dan selanjutnya mempasilitasi akses kependidikan tinggi.[11]



PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA





[1] Abd. Rahman Assegaf, Internasionalisasi Pendidikan, (Yogyakarta: Gama Media, 2003), Hlm. 81
[2] Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX, (Jakarta: Akbar Media, 2011), Hlm. 438-442
[3] Abd. Rahman Assegaf, Op Cit, Hlm. 80-81
[4] Binti Maunah, Perbandingan Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Penerbit Teras, 2011), hlm.168
[5] Ibid, Hlm. 75-81
[6] Ibid, Hlm. 77
[7] Ibid, Hlm. 83-84
[8] H. Agustiar Syah, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara, (Bandung: Lubuk Agung Bandung, 2002), Hlm. 129
[9] Ibid, H. Agustian Sya,  Hlm. 135
[10] http://siarogan.wordpress.com/2010/04/10/sistem-pendidikan -di-iran/ diakses pada tanggal 17 maret 2015 pukul 15:03
[11] Ibid, Agustiar Syah Nur, , hlm. 133-134

Post a Comment

 
Top